TANTANGAN MENJADI SEORANG NURSEPRENEUR

Bisnis adalah tantangan. Ketika bisnis sudah berjalan, cobaan dan godaan akan pun datang silih berganti. Berbisnis memang tidak mudah, namun juga tidak sesulit yang dibayangkan.
Semakin hari usia usaha bertambah, semakin banyak cobaan dan tantangan yang datang, semakin banyak pun masalah yang membelitnya.Dalam setiap proses membangun bisnis, sebuah kesalahan merupakan bagian yang paling penting dalam proses pembelajaran. Hal tersebut akan membuka kesempatan bagi seorang nursepreneur untuk sukses dari setiap jalan keluar yang didapatkannya.
Bukan tidak ada modal, bukan tidak ada ide baru yang merupakan tantangan terbesar untuk memulai berbisnis. Yang paling sulit adalah mempertahankan daya tahan dalam membangun usaha sendiri dan tetap bertahan dalam bisnis yang dijalani meskipun menghadapi banyak tantangan. Ada proses yang harus dilalui,  mulai dari memikirkan ide awal, membuka, memperkenalkan dan mempromosikan usaha tersebut.
Dalam proses tersebut, banyak sekali tantangan dan rintangan, baik dari internal seorang nursepreneur itu sendiri maupun yang datang dari eksternal.  Tantangan-tantangan yang akan muncul saat mulai memutuskan untuk menjadi nursepreneur jika dikaitan dengan konsep kecerdasan emosional (emotional quotient) Daniel Goleman (Goleman, 2002), yaitu:

Tantangan Internal
Tantangan internal berkaitan erat dengan kecakapan individu seorang nursepreneur yang menyangkut tentang bagaimana mengelola diri sendiri. Kecakapan individu tersebut terdiri atas tiga unsur terpenting, yaitu:

1. Kesadaran diri
Kesadaran diri adalah kemampuan mengenali emosi diri sendiri. Kesadaran diri juga berarti kemampuan untuk mengenali perasaan yang dirasakan pada suatu saat yang akan menuntun pengambilan keputusan diri sendiri. Kesadaran diri merupakan dasar dari kecerdasan emosional yang merupakan pondasi dalam bertindak.
Mengenali diri sendiri memungkinkan diri untuk memaksimalkan potensi yang ada didalamnya. Selain itu, kesadaran diri juga bersifat pribadi dan tidak bisa dipaksakan. Tanpa kesadaran yang keluar dari dalam diri, tidak ada seorangpun yang dapat memaksanya berbuat sesuatu untuk mengubah keyakinan diri.
Kesadaran diri sangat penting bagi seorang nursepreneur. Mengenali diri sendiri dengan pasti memungkinkan seorang nursepreneur membuat keputusan tepat dalam bisnis yang akan dijalankan. Pemahaman yang lebih baik mengenai diri sendiri dan apa yang ingin dicapai akan membantu menyingkirkan gangguan dalam bisnis dan mendorong diri untuk mengejar hal-hal yang lebih penting.
Seorang nursepreneur yang sadar bahwa dirinya akan sukses sebagai pengusaha akan meraih impiannya. Kini saatnya untuk mengenali diri sendiri, meyakini diri sendiri, dan mengoptimalkan kemampuan diri untuk menatap masa depan.

2. Pengaturan diri
Pengaturan diri adalah kemampuan mengelola emosi sedemikian sehingga berdampak positif dalam bertindak. Pengaturan diri juga berarti kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu.
Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kecerdasan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan diri. Kemampuan tersebut juga mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya, serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.
Emosi bisa terjadi kapan dan dimana saja. Suatu keniscayaan memang jika semakin berkembang pesat bisnis, semakin tinggi energi emosi yang dibutuhkan. Namun, seorang nursepreneur harus bisa mengendalikan emosi ketika bisnis yang dijalani sedang bermasalah, jangan hanyut dalam emosi. Emosi yang tidak terkendali hanya akan merugikan diri sendiri. Lebih baik coba tenangkan diri dengan tarik nafas dalam-dalam dan berpikirlah lebih santai.
Memang tidak mudah, tetapi jika nursepreneur pandai mengelola dan mengendalikan emosi, tentu akan mempengaruhi kualitas diri. Seorang nursepreneur yang stabil secara emosi akan menggunakan kemarahannya serta kekecewaannya dengan baik dan bijaksana. Nursepreneur juga akan memanfaatkan bagaimana mengekspresikan emosinya secara tepat. Kestabilan emosi nursepreneur akan menjadikannya sosok yang konsisten dengan impian yang ingin diraihnya.

3. Motivasi
Motivasi adalah hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun seseorang menuju sasaran. Motivasi juga berarti dorongan berprestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, serta optimis dalam menghadapi tantangan dan rintangan.
Meraih prestasi tersebut harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan, mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusias, gairah, optimis dan keyakinan diri. Selain itu, motivasi membantu seseorang mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
Motivasi naik dan turun merupakan hal biasa dalam kehidupan. Seringkali motivasi meningkat ketika di awal memulai usaha. Namun, seiring waktu, kemudian perlahan motivasi itu meluntur. Sadar atau tidak bahwa saat itu diri kita memerlukan motivasi untuk dapat bersemangat menjalani usaha yang ditekuni.
Motivasi terbaik itu ada di dalam diri kita sendiri. Seorang nursepreneur harus pandai-pandai memotivasi diri sendiri, sebab dunia entrepreneurship penuh dengan liku. Jika tidak bisa memotivasi diri untuk terus melangkah ke depan, bisnis yang dijalani bukan tidak mungkin hanya akan berjalan di tempat tanpa ada kemajuan yang berarti. Memotivasi diri sendiri memang tidak mudah, butuh komitmen kuat dalam diri sehingga motivasi tersebut berbuah tindakan yang nyata untuk mencapai kesuksesan dalam hidup.

Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal berkaitan erat dengan kecakapan sosial seorang nursepreneur yang menyangkut tentang bagaimana menangani suatu hubungan. Kecakapan sosial tersebut terdiri atas dua unsur terpenting, yaitu:

1. Empati
Empati adalah kemampuan mengenali emosi orang lain. Empati juga berarti kemampuan merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami perspektif orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan berbagai macam orang. Mengatasi keberagaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya. Kunci untuk memahami perasaan orang lain adalah mampu membaca pesan non verbal seperti ekspresi wajah, gerak-gerik dan nada bicara.
Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersirat dan mengisyaratkan hal-hal yang dibutuhkan orang lain. Pada akhirnya individu tersebut lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.
Empati harus dimiliki oleh seorang nursepreneur. Empati bisa menjadi nilai pondasi dalam berbisnis. Empati memainkan peran penting dalam kerberhasilan bisnis yang sedang dijalani.
Bahkan seorang nursepreneur dapat melejitkan penjualannya dengan berbekal empati. Empati yang dilakukannya dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan pasar, sehingga barang atau jasa yang diproduksi dapat diterima dan laku di pasaran. Pelanggan akan merasakan dan mengalami bagaimana empati yang dibangun itu menjadi value added pengalaman untuk memilih barang atau jasa yang ditawarkan. Dampak luar biasa dari pelanggan inilah yang membuat pelanggan tetap setia memilih barang atau jasa mereka walaupun di luar sana banyak saingan yang sama harga dan kualitasnya.      

2. Keterampilan sosial.
Keterampilan sosial adalah kemampuan dalam membina hubungan. Keterampilan sosial juga berarti kemampuan dalam menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, membaca situasi dan jaringan sosial dengan cermat, berinteraksi dengan lancar, serta menggunakannya untuk mempengaruhi orang lain dalam memperjuangkan kepentingan bersama.

Keterampilan sosial merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan yang terkadang manusia sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain. Keterampilan sosial juga merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar sesama.
Entrepreneurship bukanlah sekedar ilmu dagang, melainkan ilmu membangun hubungan antar manusia, meyakinkan orang, mengerti kebutuhan konsumen, dan membangun sistem bisnis dan pondasi yang kuat dengan tim yang solid. Seorang nursepreneur harus mampu memperluas jaringan (networking) dan membangun hubungan bisnis yang kuat dengan mitra, konsumen, hingga vendor. Kuatnya hubungan tersebut akan berimbas kesuksesan bisnis yang dijalani.
Tentunya membangun hubungan bisnis yang kuat tak semudah membalik telapak tangan. Butuh proses hingga pada akhirnya membuat bisnis berhasil. Komunikasi adalah kunci membangun hubungan bisnis yang kuat tersebut. Kini saatnya, nursepreneur mulai mengidentifikasi kemampuan komunikasi mereka dan mulai meningkatkan dengan belajar dan juga mempraktikkan ilmu yang didapat selama proses penerapan pengetahuan itu sendiri.


* Tulisan ini merupakan salinan ulang dari buku penulis sendiri, Rio Febrian (2015), yang berjudul “Nursepreneurship: Gagasan & Praktik Kewirausahaan dalam Keperawatan”
Previous
Next Post »
Thanks for your comment