Istilah entrepreneurship di lingkungan perawat sudah tidak asing lagi hal ini terlihat dari mulai dari entrepreneurship dijadikan kurikulum institusional , blog entrepreneurship, dan tema – tema seminar entrepreneur keperawatan. Perawat sudah banyak yang menjadi entrepreneur mulai dari pemilik STIKes, berjualan alat kesehatan, praktek mandiri di klinik, dan bahkan terjun di MLM (Multi Level Marketing ) pada suatu produk .
Tetapi mungkin masih banyak perawat yang bertanya dalam hatinya “Apakah mungkin perawat menjadi entrepreneur ? ; kira – kira bisnis apa di pelayanan kesehatan yang cocok ? Bagaimana memulai dengan modal yang kecil? Jenis bisnis apa yang eksis di industry pelayanan kesehatan ? Bisnis apa yang harus dikuasai ? bagaimana memulai bisnis di pelayanan kesehatan?
Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui adanya PELUANG --> MENGATASI HAMBATAN yang ada --> kemampuan CARA MELAKUKAN --> tercipta USAHA BARU ( peluang menjadi usaha baru). Peluang perawat menjadi entrepreneur dibagi menjadi :
1. Trend demografi
- Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya memerlukan perawatan dalam menjalani hidupnya.
- Dalam menjalani pengobatan mungkin beberapa klien memerlukan penjagaan atas privacy-nya sehingga memerlukan pelayanan secara khusus .
2. Kesempatan di falitas kesehatan
- Terlibat dalam produksi atau pendistribusian suplemen yang baik untuk pasien di rumah sakit.
- Mungkin kedepannya tidak menutup kemungkinan rumah sakit akan melakukan Outsourcing tenaga perawat untuk memotong besarnya biaya rumah sakit, hal ini tentunya rumah sakit tidak akan memaksakan tenaga perawat yang sedikit untuk merawat pasien yang sangat banyak dan sebaliknya jika pasien sedikit rumah sakit bisa menyesuaikan kebutuhan tenaga perawat.
3. Trend sosial
- Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap kesehatan seseorang sehingga untuk tetap sehat membutuhkan perawatan untuk mempertahankan kesehatanny, dalam hal ini focus kepada kelompok – kelompok tertentu seperti klub jantung sehat.
Peluang – peluang diatas sangat mungkin dimanfaatkan oleh perawat karena perawat di rumah sakit sangat dekat dengan pasien, namun untuk memanfatkan peluang tersebut perawat sering menghadapi hambatan – hambatan diantaranya:
Isu malpraktek, tidak punya hak istimewa dari rumah sakit, padangan skeptis dari beberapa dokter tentang peran independen perawat, dan ketakutan rumah sakit akan menurunnya kedisiplinan perawat.
1. Aspek legal
Perawat dalam menjalankan entrepreneurshipnya sering dihantui oleh sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat berharap untuk disahkannya RUU Praktik Keperawatan. tetapi tentunya aspek hukum yang harus dikuasai bukan hanya tentang perawat tentunya undang – undang atau peraturan hukum lainnya juga harus dikuasai oleh perawat.
2. Etik dan konflik personal
Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis bertentangan dengan kode etik dan nilai perawat.dimana berbisnis maka akan menurunkan penilaian masyarakat terhadap perawat. Dan untuk menghindari terjadinya konflik personal perawat lebih suka bekerja di klinik tempat praktek dokter, hal ini menyebabkan fungsi mandiri dari perawat dinilai tidak ada oleh masyarakat atau dengan kata lain tidak kompeten dan menjadi perawat tidak survive untuk menunjukan eksistensi tindakan keperawatan mandiri.
3. Hambatan dari pengetahuan
Kemampuan perawat dalam memulai bisnis belum terlihat hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan perencanaan bisnis (akutansi, pemasaran, manajeriar, asuransi, hukum , perencanaan, insurance, anggaran, pendanaan, negosiasi, penagihan, keterampilan klinik dan keperawatan). manajemen perawat lebih difokuskan kepada manajemen pasien tidak kepada manajemen perusahaan dan masih banyak perawat beranggapan bahwa masyarakat hanya membutuhkan rumah sakit dan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan, kalau berbisnis mempunyai risiko yang tinggi. Hal ini berdampak banyak perawat kesulitan dalam memulai usaha baru.
Solusi untuk mengatasi masalah diatas diantaranya dengan cara :
1. Untuk memulai harus mempunyai mentor , dan tentunya kepada perawat yang sudah menjadi entrepreneur sejati harus terpanggil jika menginginkan terbentuk perawat yang berjiwa entrepreneur . sehingga perawat berani memulai bisnis baru.
2. Perawat harus membuat komuniti perawat entrepreneurship sehingga dapat menggali potensi bisnis perawat, mengetahui tren bisnis perawat yang baru dan membuat arahan – arahan yang positif untuk meningkatkan income bagi bisnis perawat.
3. Organisasi profesi harus mampu membuat dan mengembangkan area – area entrepreneurship
Perawat termasuk perlindungan hukumnya.
4. Membuat komuniti untuk mengidentifikasi portensi bisnis perawat, terhubung dengan trend bisnis baru dan meningkatkan arahan – arahan untuk meningkatkan praktek
5. Perawat harus memperbaiki mental entrepreneurnya dan mempelajari peran – peran seorang entrepreneur
6. Kerjasama dengan pihak – pihak lain seperti rumah sakit, pemerintah dan swasta yang dapat dijembatani oleh organisasi profesi.
Mudah – mudah dengan membaca tulisan ini kita terinspirasi untuk mengembangkan entrepreneurship keperawatan
Tetapi mungkin masih banyak perawat yang bertanya dalam hatinya “Apakah mungkin perawat menjadi entrepreneur ? ; kira – kira bisnis apa di pelayanan kesehatan yang cocok ? Bagaimana memulai dengan modal yang kecil? Jenis bisnis apa yang eksis di industry pelayanan kesehatan ? Bisnis apa yang harus dikuasai ? bagaimana memulai bisnis di pelayanan kesehatan?
Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan diketahui adanya PELUANG --> MENGATASI HAMBATAN yang ada --> kemampuan CARA MELAKUKAN --> tercipta USAHA BARU ( peluang menjadi usaha baru). Peluang perawat menjadi entrepreneur dibagi menjadi :
1. Trend demografi
- Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya memerlukan perawatan dalam menjalani hidupnya.
- Dalam menjalani pengobatan mungkin beberapa klien memerlukan penjagaan atas privacy-nya sehingga memerlukan pelayanan secara khusus .
2. Kesempatan di falitas kesehatan
- Terlibat dalam produksi atau pendistribusian suplemen yang baik untuk pasien di rumah sakit.
- Mungkin kedepannya tidak menutup kemungkinan rumah sakit akan melakukan Outsourcing tenaga perawat untuk memotong besarnya biaya rumah sakit, hal ini tentunya rumah sakit tidak akan memaksakan tenaga perawat yang sedikit untuk merawat pasien yang sangat banyak dan sebaliknya jika pasien sedikit rumah sakit bisa menyesuaikan kebutuhan tenaga perawat.
3. Trend sosial
- Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap kesehatan seseorang sehingga untuk tetap sehat membutuhkan perawatan untuk mempertahankan kesehatanny, dalam hal ini focus kepada kelompok – kelompok tertentu seperti klub jantung sehat.
Peluang – peluang diatas sangat mungkin dimanfaatkan oleh perawat karena perawat di rumah sakit sangat dekat dengan pasien, namun untuk memanfatkan peluang tersebut perawat sering menghadapi hambatan – hambatan diantaranya:
Isu malpraktek, tidak punya hak istimewa dari rumah sakit, padangan skeptis dari beberapa dokter tentang peran independen perawat, dan ketakutan rumah sakit akan menurunnya kedisiplinan perawat.
1. Aspek legal
Perawat dalam menjalankan entrepreneurshipnya sering dihantui oleh sangsi hukum, oleh karena itu banyak perawat berharap untuk disahkannya RUU Praktik Keperawatan. tetapi tentunya aspek hukum yang harus dikuasai bukan hanya tentang perawat tentunya undang – undang atau peraturan hukum lainnya juga harus dikuasai oleh perawat.
2. Etik dan konflik personal
Banyak perawat beranggapan bahwa berbisnis bertentangan dengan kode etik dan nilai perawat.dimana berbisnis maka akan menurunkan penilaian masyarakat terhadap perawat. Dan untuk menghindari terjadinya konflik personal perawat lebih suka bekerja di klinik tempat praktek dokter, hal ini menyebabkan fungsi mandiri dari perawat dinilai tidak ada oleh masyarakat atau dengan kata lain tidak kompeten dan menjadi perawat tidak survive untuk menunjukan eksistensi tindakan keperawatan mandiri.
3. Hambatan dari pengetahuan
Kemampuan perawat dalam memulai bisnis belum terlihat hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan perencanaan bisnis (akutansi, pemasaran, manajeriar, asuransi, hukum , perencanaan, insurance, anggaran, pendanaan, negosiasi, penagihan, keterampilan klinik dan keperawatan). manajemen perawat lebih difokuskan kepada manajemen pasien tidak kepada manajemen perusahaan dan masih banyak perawat beranggapan bahwa masyarakat hanya membutuhkan rumah sakit dan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan, kalau berbisnis mempunyai risiko yang tinggi. Hal ini berdampak banyak perawat kesulitan dalam memulai usaha baru.
Solusi untuk mengatasi masalah diatas diantaranya dengan cara :
1. Untuk memulai harus mempunyai mentor , dan tentunya kepada perawat yang sudah menjadi entrepreneur sejati harus terpanggil jika menginginkan terbentuk perawat yang berjiwa entrepreneur . sehingga perawat berani memulai bisnis baru.
2. Perawat harus membuat komuniti perawat entrepreneurship sehingga dapat menggali potensi bisnis perawat, mengetahui tren bisnis perawat yang baru dan membuat arahan – arahan yang positif untuk meningkatkan income bagi bisnis perawat.
3. Organisasi profesi harus mampu membuat dan mengembangkan area – area entrepreneurship
Perawat termasuk perlindungan hukumnya.
4. Membuat komuniti untuk mengidentifikasi portensi bisnis perawat, terhubung dengan trend bisnis baru dan meningkatkan arahan – arahan untuk meningkatkan praktek
5. Perawat harus memperbaiki mental entrepreneurnya dan mempelajari peran – peran seorang entrepreneur
6. Kerjasama dengan pihak – pihak lain seperti rumah sakit, pemerintah dan swasta yang dapat dijembatani oleh organisasi profesi.
Mudah – mudah dengan membaca tulisan ini kita terinspirasi untuk mengembangkan entrepreneurship keperawatan
ConversionConversion EmoticonEmoticon