KUADRAN PENGHASILAN DAN PEKERJAAN PERAWAT

ada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan hidup, baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Jika kebutuhan dasar manusia tidak terpenuhi, maka manusia akan sulit melangsungkan kehidupan. Abdullah Lam bin Ibrahim dalam bukunya yang berjudul Ahkamul Aghniya’ fisy Syariah Al-Islamiyyah wa Atsaruhu, edisi Indonesia Fiqh Finansial mengemukakan bahwa ada 14 (empat belas) komponen kebutuhan manusia yang harus dipenuhi sebelum seseorang bekerja dalam memberikan pelayanan publik yang meliputi (Ibrahim, 2005, dalam Romadhon, 2013) :
1.        Makanan
2.        Pakaian
3.        Tempat tinggal
4.        Kendaraan
5.        Pembantu
6.        Perabot rumah tangga
7.        Biaya pendidikan
8.        Buku-buku pengetahuan
9.  Alat-alat produksi dan modal
10. Pelunasan utang
11. Biaya kesehatan dan obat
12. Kemerdekaan dari perbudakan
13. Biaya pernikahan
14. Peralatan bela diri
Profesi perawat merupakan salah satu profesi pelayanan publik, karena itu kebutuhan dasar tersebut haruslah terpenuhi sebelum menjalankan amanahnya. Idealnya memang  seorang perawat dapat memberikan sebagian besar waktunya untuk publik dibandingkan dirinya sendiri, tanpa memikirkan lagi masalah penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri dan keluarganya.
Namun kenyataan yang terjadi tidak seperti itu, saat ini perawat masih harus berjuang atas kesejahteraannya yang terabaikan tersebut di tengah besarnya tuntutan terhadap perawat agar memberikan pelayanan terbaik kepada publik serta beratnya risiko yang dihadapi. Namun, berapa pun banyaknya perawat yang menjerit akan kesejahteraannya, kebutuhan publik atas pelayanan keperawatan yang komprehensif harus tetap terpenuhi.
Tanpa kita sadari, bagaimana gambaran cara atau sumber perawat memperoleh penghasilan diri sendiri dan keluarganya diklasifikasikan dalam 4 kuadran penghasilan Robert T. Kiyosaki (2000) yang akan diuraikan pada pembahasan berikut ini.



Gambar 2. Kuadran Penghasilan Robert T. Kiyosaki
(Ket: E = Employee; S = Self Employee;B = Business; I = Investor)

1. Employee (E)
Pada kuadran ini, perawat bekerja untuk orang lain dan mendapatkan penghasilan/gaji dari pekerjaan yang dilakukannya. Penghasilan tersebut diberikan secara periodik biasanya sebulan sekali dengan jumlah tertentu dari orang lain, perusahaan, organisasi, bahnkan dari negara.
Perawat pada kuadran ini tidak akan memperoleh gaji apabila mereka tidak bekerja. Setiap saat siap menerima kemarahan atasan atas kinerja yang tidak baik dan menjaga hubungan baik dengan atasan tersebut agar tidak kehilangan pekerjaan. Sebab, mereka tidak memiliki daya kemampuan untuk menaikkan gajinya sendiri.
Contoh profesi perawat dalam kuadran ini antara lain sebagai staf perawat di rumah sakit, puskesmas, atau klinik perusahaan, sebagai staf pengajar keperawatan, sebagai medical representative di perusahaan farmasi, dan sebagainya.

2. Self Employee (S)
Pada kuadran ini, perawat bekerja untuk dirinya sendiri. Perawat tersebut bekerja sebagai pekerja lepas (freelance). Mereka tida bekerja untuk orang lain tetapi untuk diri sendiri dan berhubungan langsung dengan klien karena memiliki keahlian tertentu untuk mendapatkan penghasilan tambahan
Mereka menjalankan sendiri, melakukan sendiri, dan penghasilan yang mereka terima untuk diri sendiri. Mereka menjadi majikan sekaligus bawahan sendiri, semua diatur dan ditangani sendiri. Ketergantungan pada penghasilan yang akan didapatkannya pun masih ditentukan oleh keberadaan dirinya sendiri (active income).
Contoh profesi perawat dalam kuadran ini antara lain sebagai agen asuransi, sebagai pemilik toko alat kesehatan, pakaian, atau atribut rumah sakit, perawat peneliti, sebagai perawat lepas (freelance) dengan memberikan asuhan keperawatan pribadi (solo practice), dan sebagainya.

3. Business (E)
Pada kuadran ini, perawat memiliki bisnis/usaha dimana banyak orang bekerja untuk dirinya yang bekerja dalam suatu sistem berkesinambungan. Sehingga meskipun bisnis/usaha ditinggal pemiliknya dalam jangka waktu yang lama, bisnis/usaha tersebut tetap menghasilkan keuntungan dan berkembang.
Perawat pada kuadran ini dapat digolongkan sebagai perawat pengusaha (nursepreneur). Seorang nursepreneur memiliki kekuasaan terhadap bisnis dan pekerjanya. Nursepreneur juga berusaha keras agar sistem yang dibangun dapat running well dan mendapatkan keuntungan yang diharapkan dari sistem bisnisnya. 
Contoh profesi perawat dalam kuadran ini antara lain sebagai perawat pengusaha klinik mandiri perawatan luka, sebagai perawat pengusaha lembaga pendidikan keperawatan, sebagai perawat pengusaha penyedia tenaga perawat, dan sebagainya.

4. Investor (I)
Pada kuadran ini, perawat menginvestasikan uangnya kepada pengusaha lain untuk menjalankan suatu usaha sehingga pemilik modal tidak harus aktif dalam operasional kesehariannya. Dengan kata lain, perawat investor memperoleh uang dari uangnya yang diputar.
Perawat investor akan mendapatkan penghasilan dari bagi hasil usaha yang dijalankan tersebut. Perawat investor juga tidak dipengaruhi oleh waktu kerja yang diberikan, bahkan mereka bisa tidak bekerja sama sekali tetapi uang yang bekerja untuk mereka. Besar kecil penghasilan seorang perawat investor ditentukan pengetahuan dan keahlian mereka dalam mengelola uang dan mendayagunakan uang yang dimilikinya agar lebih menguntungkan.
Contoh profesi perawat investor antara lain perawat membeli rumah untuk dijadikan wisma perawat dan dikontrakan, perawat membayar sejumlah uang untuk membeli franchise home care, perawat membeli mobil ambulans untuk disewakan ke rumah sakit, dan sebagainya.

Pertanyaan mendasar yang harus kita jawab ialah ada di kuadran mana kita saat ini? Memang tidak selalu orang hanya di salah satu kuadran, employee saja, atau investor saja, tapi bisa saja satu orang berdiri di dua atau lebih kuadran. Itu lebih baik. Sebenarnya 4 kuadran diatas dibagi menjadi 2, yaitu kuadran kiri (employee-self employed) dan kuadran kanan (bisnis owner-investor). Seorang perawat yang ingin makmur dan bebas secara finansial memang harus berusaha untuk menjadi kuadran kanan atau berusaha untuk memiliki kaki di kuadran kanan.


* Tulisan ini merupakan salinan ulang dari buku penulis sendiri, Rio Febrian (2015), yang berjudul “Nursepreneurship: Gagasan & Praktik Kewirausahaan dalam Keperawatan”.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment