Jalanan itu telah menjadi panggung. Tampil menyuarakan apa yang selama ini menjadi keluhan bagi profesi keperawatan. penghinaan, pemerasan, ketidakadilan, kesenjangan dan ketidakbenaran. Diatas hamparan kekejaman itulah maka protes dan perlawanan didengungkan, mereka mencuatkan sikap yang selama ini langka: kembalikan kedaulatan profesi keperawatan dan hancurkan piramida yang selama ini hanya menjadi penghalang kesejahteraan perawat. Itu meringkas sejarah apa yang selama ini menjadi rekam jejak perjalanan gerakan mahasiswa keperawatan tempo dulu.
Siapakah yang mampu merubah kesenjangan social yang terjadi pada profesi keperawatan dewasa ini? Apakah tinggal diam dan terus ditindas tanpa mau bangkit dan melawan? Dengan melihat kasus yang terjadi baru-baru ini yang merusak citra profesi keperawatan yaitu tindakan seorang Gubernur Jambi saat melakukan sidak (Inspeksi mendadak) ke RSUD Raden Mattaher, Jambi pada Jum”at, Pukul 00.30, 19 Januari 2017. Seharusnya elemen mahasiswa keperawatan mengambil sikap untuk bergerak menyuarakan aspirasinya atas problem yang menghancurkan citra profesi keperawatan. Namun gerakan itu mulai mengalami metamorphosis sehingga terjadi kebuntuan dalam gerakan, terbukti sampai sekarang gerakan tersebut tidak pernah ada lagi.
Dimanakah api revolusi gerakan mahasiswa keperawatan dewasa ini?
Gerakan mahasiswa keperawatan merupakan motor penggerak perubahan dari suatu sistem yang ada. Tekad yang kuat dalam menghadapi tantangan masa depan dan kemampuan melihat sisi kehidupan secara holistik menjadi stimulus mahasiswa untuk terus berjuang bangkit dari keterpurukan. Perjuangan gerakan mahasiswa keperawatan tak pernah ada kata putus. Biarpun ada penghianatan, dan mereka yang sudah tak lagi percaya tapi mahasiswa tetaplah berdiri dengan idealismenya, sebuah sikap yang lebih menunjukkan campuran antara rasa percaya diri, tak mau tunduk dan ingin mengubah. Walau ada sedikit takut dan bingung tapi suara kaum terpelajar itu tak pernah mampu diredam.
Kutipan sajak yang ditulis oleh Rendra di bawah ini seakan menunjukkan kepada kita bahwa kontradiksi sosial selalu menjadi bagian dari kehidupan. Namun untuk merubah suatu kondisi bukan hanya duduk diam dan pasrah secara totalitas, namun dibutuhkan sebuah komitmen dan ikhtiar untuk mewujudkanya.
Ya! Ada yang jaya. ada yang terhina. Ada yang bersenjata. ada yang terluka. Ada yang duduk. ada yang diduduki. Ada yang berlimpah. ada yang terkuras. Dan di sini kita bertanya: ”Maksud baik saudara untuk siapa? Saudara berdiri di pihak yang mana?”
Alasan utama menempatkan mahasiswa keperawatan beserta gerakannya secara khusus dalam tulisan singkat ini lantaran kepeloporannya sebagai ” mata rantai pembela profesi” serta keperduliannya yang tinggi terhadap masalah yang sering terjadi terhadap penindasan profesi perawat yang dilakukan dengan jujur dan tegas. Walaupun memang tak bisa dipungkiri, faktor pemihakan terhadap ideologi tertentu turut pula mewarnai aktifitas politik mahasiswa keperawatan yang telah memberikan konstribusinya yang tak kalah besar dari kekuatan politik lainnya. Oleh karenanya, penulis menyadari bahwa deskripsi singkat dalam tulisan ini belum seutuhnya menggambarkan korelasi positif antara pemihakan terhadap ideologi tertentu dengan kepeloporan yang dimiliki dalam menengahi konflik yang ada.
“Mahasiswa mesti mempertegas diri untuk memposisikan pemikirannya oposisi biner terhadap kebatilan, menembus dan melumat batas-batas tirani. Mahasiswa yang dengan kecerdasannya mesti mampu mengabstraksikan fenomena sosial politik ke dalam bahasa intelektual, ilmiah, religius dan merakyat.” (Bumi Merah Hitam Caliphate)
Kutipan diatas seolah mengajak mahasiswa keperawatan untuk bergerak dari kebatilan yang ada dengan berlandaskan kecerdasan intelektual dan moralnya. Kekuatan moral mahasiswa keperawatan yakni yang penuh idealisme dan berusaha mengkoreksi berbagai penyimpangan dalam dunia keperawatan.
Namun kenyataannya banyak mahasiswa yang memilih menjadi seorang mahasiswa akademis yang di setting menjadi mahasiswa robot dan selalu tunduk oleh para elit penguasa sehingga mereka takut menyuarakan aspirasinya, Dengan pemikiran ini membuat mahasiswa tersebut akan tetap stagnan jalan di tempat, tanpa berfikir untuk melakukan sesuatu yang lebih dari itu.
Berikut upaya yang bisa dilakukan mahasiswa keperawatan dalam menciptakan sebuah revolusi bagi profesi keperawatan yaitu, mengikuti perkembangan mengenai isu isu keperawatan yang sedang berkembang dan ikut andil didalamnya. Mahasiswa sebagai sebuah barisan pemuda yang berpendidikan tinggi, bersikap kritis dan mempunyai semangat kepeduliaan merupakan barisan yang paling genjar dalam melakukan sebuah kontrol sosial. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa keperawatan, diantaranya dengan mengikuti segala perkembangan dunia keperawatan. Selain itu seorang mahasiswa keperawatan harus tanggap terhadap kebijakan yang dibuat terkait masalah keperawatan, seperti contoh yaitu kasus sidak Gubernur Jambi yang menjadi viral di medsos baru-baru ini. Mahasiswa keperawatan seharusnya bisa melakukan dukungan dalam rangka mengembalikan citra buruk yang menimpah profesi keperawatan melalui cara cara yang bijak tentunya.
Revolusi yang dilakukan oleh mahasiswa keperawatan merupakan sebuah bentuk dedikasi dan kecintaan yang tinggi terhadap profesi yang digelutinya. Kecintaan tersebut berawal dari sebuah semangat dan keyakinan akan perbaikan yang bisa dilakukan. Kesadaran akan cita-cita besar profesi keperawatan dan tanggung jawab terhadapnyapun telah menjadi modal dasar mahasiswa keperawatan untuk mulai bergerak melihatkan taringnya.
Mahasiswa keperawatan merupakan kekuatan awal terbesar yang dimilki oleh dunia keperawatan saat ini. Mereka memilki kesempatan dan kekuatan untuk melakukan perbaikan, mengingat masih banyaknya kesempatan yang dimiliki. Hal ini diwujudkan dalam sebuah resolusi secara signifikan dan menyeluruh dalam berbagai aspek dalam dunia keperawatan. Sehinnga pada akhirnya akan tercipta profesi keperawatan yang profesional, di hargai, dan memberikan manfaat banyak bagi negeri tercinta ini. Kemajuan dunia keperawatan tidak akan pernah terlepas dari kontribusi mahasiswa keperawatannya.
Seiring dengan kompleksitas yang ada, Kini bukan saatnya mahasiswa mementingkan dirinya sendiri, melainkan mampu memberikan sumbangsih pada profesinya. Profesi keperawatan sesungguhnya membutuhkan orang-orang yang mampu menciptakan sebuah perubahan terutama dari kalangan mahasiswa keperawatan.
Sumber: Komper.id
ConversionConversion EmoticonEmoticon